Bidadari tak bersayapku


 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

nama: Hafira ajeng syafitri 

Deskripsi Biografi: IBU

Hai disini aku akan menceritakan tentng hidup ibuku, sebelumnya aku ingin memperkenalkan diri namaku Hafira Ajeng Syafitri aku adalah anak ke 4 dari 4 bersaudara. Aku adalah anak bungsu atau anak terakhir. Kata orang anak bungsu lebih dekat dengan seorang pahlawannya yaitu bapak tpi tidak dengan ku. ini dia ibuku yang berhati malaikat.

Hampir sebagian anak perempuan lebih dekat dengan ayahnya atau bapak tapi ada juga yang dekat dengan keduanya namun tidak denganku Aku lebih dekat dengan ibu dibanding dengan bapak atau ayah. Mengapa aku bisa lebih dekat dengan ibu ketimbang dari bapak? Karena sifat yang dekat dengan ku adalah ibu sedangkan bapak sedikit sifatnya yang menurun pada ku. Sifat ibu yang menonjol padaku adalah tidak mempunyai sifat dendam tapi mengingat semua kejadian yang orng lain lakukan pada kita. Kalau sifat bapak yang menurun padaku adalah hatiya yang tegar sama seperti ibuku.  Ibuku adalah sosok wanita yang tegar dalam menghadapi setiap cobaan dan rintangan. Ibu ku bernama Margareta Halimah Nurhayati, beliau lahir disenakin, 26 november 1962. Beliau adalah anak ke 5 dari 10 bersaudara. Jika aku perhatikan sifat ibuku itu berbed dengan saudaranya yang lain, ibu ku mempunyai sifat yang berani dalam menghadapi orang jika belia difitnah ataupun diganggu. Dan juga dari 10 bersaudara tersebut sudah ada beberapa yang meninggal .

Ciri-ciri yang menunjukan ibuku yakni memiliki kulit putih, hidungnya tidak terlalu mancung, terbilang tinggi dan senyum yang manis, mata yang sipit, dan sedikit berisi beliau juga adalah orang yang sangat pembersih. Ibuku adalah seorang atlet volly saat muda dulu, dan beliau juga pernah  memiliki prestasi dibidang olahraga disaat sekolah yakni mengikuti lomba lari dan mendapatkan juara pertama. Ibuku sekolah di SMP 01 Negeri Mempawah yang sudah terkenal dan menjadi sekolah favorit dimempawah dan SMA pun beliau melanjutkan di SMA MEMPAWAH dari kecil ibuku sudah diajarkan mandiri oleh kedua orang tuanya, ibuku bukanlah anak orang kaya tapi masih bisa dibilang mencukupi untuk kehidupan dan sekolah, ibuku tidak melanjutkan ke perguruan tinggi karena dulu kakek ku hanya bisa menyekolahkan anak-anaknya hanya sampai SMA tpi siapa yang menyangka bahwa dengan lulusan SMA ibuku dan adik-adiknya bia menjadi orang sukses. dan setauku ibuku dari kecil sudah merantau atau sekolah jauh dari tempat tinggal hingga akhirnya ibuku bertemu dengan seorang pria tampan yang dapat melulukan hati ibu yaitu bapak ku seorang PNS dari jawa barat yang merantau karna pekerjaan sehingga pekerjaanya tetap, ibu dan bapakku bertemu pada tahun 1981 dn menikah pada tahun 1983 sekarang umur pernikahan mereka sangat langgeng sudah 38th mereka menikah. Ibuku sangat pandai dalam memasak, masakan ibuku sangat lezat sampai-sampai kadang aku meratah lauk yang dimasak oleh ibuku. Tak hanya soal makanan ibuku juga pintar dalam bidang seni seperti merajut dan menjait. Banyak yang telah ibuku buat dengan rajutan tangannya dan itu sangat bagus-bagus aku sangat suka, ibuku belajar merajut dari almarhum dedek yang ada dibandung beliau mengajarkan ibuku rajutan dan menjahit dengan telaten sehingga ibuku pernah membuka jasa jahit baju hingga aku lahir dengan jasa jahitnya ibuku bisa membantu ayahku menambahkan rezeki dari bapakku. Setelah aku lahir ibu ku berhenti menerima orderan jahita baju karna mungkin terlalu capek sehingga ia pun berhenti, tapi tak hayal jika ibuku masih tetap menjahit untuk dirinya sendiri dan membuat alas meja dengan rajutan tangannya  Dan ibu ku itu sangat cerdas dalam berbagai bidang tapi masih minim soal agama disaat aku masih kecil karna beliau adalah seorang mualaf, hingga akhirnya aku dimasuk kan sekolah pesantren agar aku bisa belajar agama lebih mendalam. Karena ibuku yang juga minim agama, dan alhamdulillah ibuku sekarang sudah banyak tau dalam ilmu agama dengan beliau mengikuti pengajian-pengajian yang ada didaerahku sehingga bertambah lah ilmu ibuku. Pengalaman-pengalaman yang dirasa ka oleh ibuku saat pertama masuk islam sangat menakjubkan karena ibuku menghafalkan bacaan sholat hanya sekisar dalam 1 minggu sudah lancar. Pengalaman lainnya yakni beliau pernah mengikuti lomba mengaji tingkat ibu-ibu dan alhamdulillah ibuku mendapatkan juara pertama,  dan tak kalah lagi ibuku seorang mualaf tapi alhamdulillah sudah melaksanakan umroh, kata ibuku dimekkah saat itu sangan dingin karena ibuku pergi kesana saat akhir-akhir tahun seperti ini sehingga udara disana jauh dibawa suhu yang normal sehingga ibuku menggunakan baju dan syal berlapis-lapis agar bisa tetap hangat. Dan pengalamannya saat umroh turunnya hujan saat melakukan ibadah ibuku sempat heran karena anak-anak sekolah disuruh untuk main hujan, hingga akhirnya ibuku bercerita pada kakak ku, dan kakakku pun berkata bahwa hujan disana sangat jarang sehingga kalau ada hujan disana anak-anak disuruh untuk bermain hujn tersebut dan itu adalah rezeki dari Allah yang diberikan pada umat muslim disana. Dan makanan diarea arab juga sangat mahal. Sendal jepit saja dapat kita temui sampai 40rb jika kita jadikan uang di indonesia. Di mekkah juga kita jarang untuk melihat pohon-pohon hijau yang ada hanya gunung-gunung pasir. Dan disana orang-orangnya sangat tinggi-tinggi kata ibuku. Tak hanya itu pengalaman ibuku saat memiliki anak yang sudah sukses itu sangat bersyukur abangku yang prtama dan kakakku yang edua sekarang alhamdulillah telah sukses dengan kepintaran dalam akademik nya masing-masing, tinggal abangku yang nomor 3 belum selesai kuliah dan aku yang baru masuk dalam perguruan tinggi.

Dan juga ibuku adalah seorang anak yang berbakti pada orang tuanya hingga orang tuanya tiadapun beliau tetap berbakti walaupun orang tuanya adalah seorang agama yang lain darinya. Tapi tidak jadi alasan seorang anak untuk tidak berbakti pada orang tuanya walaupun berbeda agama karna berbakti pada orang tua adalah kewajiban bagi anak. Dari ke-10 saudara hanya ada dua orang yang masuk islam yakni kakak kedua ibuku dan yang lainnya masih beragama anutan mereka. Karna keyakinan ada pada diri orang lain.

Pekerjaan ibuku adalah seorang ibu rumah tangga saja dan sebagai petani, dulu sebelum ibuku sakit. Ibu selalu pergi kesawah untuk menanam padi agar anak-anaknya dapat makan dari hasil kerja kerasnya. Hingga ibuku jatuh sakit dari situlah beliau tidak lagi bersawah. Dan ibuku pula sekarang hanya menjadi seorang penjual jamu yang banyak diminati orang-orang karena jamu yang dibuat oleh ibuku sangat berkhasiat.  Dengan jamu ibuku banyak orang yang sembuh dari penyakitnya aku bersyukur memiliki ibu seperti ibuku ini beliau tak hanya pintar dalam bidang olahraga, seni tapi beliau juga mempunya keahlian dalam bidang memasak dan membuat ramuan herbal.

Mungkin sekian yang aku ceritakan tentang ibuku semoga kalian bisa mendapatkan hikmah dan bermanfaat bagi kalian. Selamat membaca